Maskula® Official

Maskula.id - +62 811 251 261

 
Binge Eating Disorder: Ketika Makan Jadi Pelarian, Bukan Kebutuhan
Binge Eating Disorder: Ketika Makan Jadi Pelarian, Bukan Kebutuhan

Binge Eating Disorder: Ketika Makan Jadi Pelarian, Bukan Kebutuhan


Makan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang sering kali membawa kebahagiaan. Tapi apa jadinya kalau makan justru jadi pelarian saat kita merasa tertekan, kesepian, atau marah? Lebih parah lagi, gimana kalau kebiasaan ini berubah jadi pola destruktif yang susah dikendalikan? Inilah yang terjadi pada orang-orang dengan Binge Eating Disorder (BED), gangguan makan yang sering kali salah dipahami atau bahkan dianggap sepele.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu binge eating disorder, bagaimana mengenali gejalanya, faktor penyebab, dampaknya, hingga tips mengatasinya. Kalau lo atau seseorang yang lo kenal merasa terjebak dalam siklus ini, baca artikel ini sampai habis.

Apa Itu Binge Eating Disorder?

Binge Eating Disorder (BED) adalah gangguan makan yang ditandai dengan kebiasaan makan dalam jumlah besar dalam waktu singkat, diikuti oleh perasaan kehilangan kontrol. Setelah itu, penderita sering merasa bersalah, malu, atau menyesal, tapi mereka sulit menghentikan kebiasaan ini.

BED berbeda dengan sekadar "makan banyak" saat acara spesial atau cheat day. Pada BED, perilaku makan berlebihan terjadi secara berulang, sering kali tanpa rasa lapar, dan melibatkan emosi yang kompleks.

Menurut American Psychiatric Association, BED adalah gangguan makan yang paling umum di Amerika Serikat, lebih sering terjadi dibanding anoreksia atau bulimia. Tapi sayangnya, banyak orang yang masih menganggap ini hanya masalah kurang disiplin atau sekadar “lapar mata.”

Gejala Utama

BED memiliki beberapa gejala spesifik yang membedakannya dari pola makan normal. Berikut adalah tanda-tanda utama yang perlu lo kenali:

  1. Makan dalam Jumlah Besar dalam Waktu Singkat

    Orang dengan BED sering kali makan dalam porsi yang jauh lebih besar dari biasanya, bahkan ketika mereka tidak lapar. Misalnya, satu sesi makan bisa melibatkan beberapa bungkus makanan cepat saji atau sepiring besar makanan berkalori tinggi.

  2. Perasaan Kehilangan Kontrol

    Selama episode binge eating, penderita merasa tidak mampu mengontrol seberapa banyak yang mereka makan atau kapan mereka harus berhenti.

  3. Makan Secara Rahasia

    Penderita sering merasa malu dengan perilaku mereka, sehingga mereka cenderung makan secara diam-diam atau bersembunyi dari orang lain.

  4. Perasaan Negatif Setelah Makan

    Setelah makan berlebihan, biasanya muncul perasaan bersalah, malu, atau jijik terhadap diri sendiri.

  5. Frekuensi yang Konsisten

    Binge eating bukanlah kejadian satu atau dua kali. Untuk didiagnosis sebagai BED, perilaku ini biasanya terjadi setidaknya sekali seminggu selama tiga bulan berturut-turut.

Penyebab & Risiko

Binge eating disorder tidak muncul begitu saja. Ada banyak faktor yang bisa memicu atau memperburuk gangguan ini, mulai dari aspek biologis hingga psikologis.

  1. Faktor Biologis

    • Genetik: Jika ada riwayat gangguan makan dalam keluarga, risiko lo untuk mengembangkan BED bisa lebih tinggi.
    • Ketidakseimbangan Hormon: Perubahan kadar hormon tertentu, seperti serotonin yang memengaruhi suasana hati dan nafsu makan, juga bisa berperan.
  2. Faktor Psikologis

    • Stres dan Emosi Negatif: Banyak penderita BED menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi stres, kecemasan, atau depresi.
    • Harga Diri Rendah: Orang yang merasa tidak puas dengan tubuhnya atau memiliki harga diri rendah lebih rentan terhadap BED.
  3. Faktor Sosial

    • Tekanan Sosial: Stigma tentang bentuk tubuh ideal, terutama di media sosial, bisa membuat seseorang merasa tertekan dan berujung pada binge eating sebagai pelarian.
    • Pengalaman Trauma: Beberapa orang mengembangkan BED sebagai respons terhadap trauma masa lalu, seperti pelecehan fisik atau emosional.

Dampak Binge Eating Disorder

BED bukan hanya masalah makan; gangguan ini bisa berdampak besar pada kesehatan fisik dan mental. Berikut adalah beberapa konsekuensi yang perlu diwaspadai:

  1. Dampak Fisik

    • Obesitas: Karena sering makan dalam jumlah besar, banyak penderita BED mengalami kenaikan berat badan yang signifikan.
    • Penyakit Kronis: BED meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
    • Gangguan Pencernaan: Kebiasaan makan berlebihan bisa menyebabkan gangguan seperti asam lambung naik atau sindrom iritasi usus besar (IBS).
  2. Dampak Mental

    • Depresi dan Kecemasan: Perasaan bersalah dan malu setelah binge eating sering memperburuk kondisi mental penderita.
    • Gangguan Harga Diri: Penderita sering merasa tidak berharga atau gagal karena tidak bisa mengendalikan kebiasaan mereka.
    • Isolasi Sosial: Banyak penderita yang menarik diri dari lingkungan sosial karena takut dihakimi.

Bagaimana Mengatasi Binge Eating Disorder?

Kabar baiknya, binge eating disorder bisa diatasi dengan bantuan yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa lo ambil:

  1. Cari Bantuan Profesional

    Langkah pertama dan terpenting adalah mencari bantuan dari psikolog, psikiater, atau terapis yang berpengalaman dalam menangani gangguan makan. Mereka bisa membantu lo memahami akar masalah dan memberikan terapi yang sesuai.

  2. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

    CBT adalah salah satu pendekatan yang paling efektif untuk mengatasi BED. Terapi ini membantu lo mengidentifikasi pola pikir negatif yang memicu binge eating dan menggantinya dengan cara berpikir yang lebih sehat.

  3. Kelola Stres dengan Cara Sehat

    Daripada melampiaskan stres pada makanan, coba cari alternatif lain seperti olahraga, meditasi, atau menulis jurnal.

  4. Buat Jadwal Makan yang Teratur

    Makan dalam jadwal yang teratur bisa membantu mencegah rasa lapar berlebihan, yang sering menjadi pemicu binge eating.

  5. Dukungan Sosial

    Berbagi pengalaman lo dengan orang terdekat atau bergabung dalam kelompok dukungan bisa membantu lo merasa tidak sendirian dalam perjuangan ini.

  6. Pola Hidup Sehat

    Tidur yang cukup, olahraga teratur, dan menjaga pola makan seimbang adalah langkah penting untuk mengatasi BED dan memperbaiki kesehatan secara keseluruhan.

Mitos dan Fakta tentang Binge Eating Disorder

BED sering kali disalahpahami oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa mitos dan fakta yang perlu lo tahu:

  1. Mitos 1: "Binge eating cuma karena rakus."

    Fakta: Binge eating bukan soal rakus atau kurang disiplin. Ini adalah gangguan makan yang kompleks dan melibatkan faktor biologis, psikologis, dan sosial.

  2. Mitos 2: "Hanya orang gemuk yang mengalami BED."

    Fakta: BED bisa dialami oleh siapa saja, terlepas dari bentuk atau ukuran tubuh mereka.

  3. Mitos 3: "Orang dengan BED bisa berhenti kalau mereka mau."

    Fakta: BED bukan sekadar kebiasaan buruk yang bisa dihentikan begitu saja. Dibutuhkan bantuan profesional untuk mengatasinya.


Bukan Sekadar Masalah Makan

Binge Eating Disorder adalah gangguan serius yang membutuhkan perhatian dan pemahaman lebih. Kalau lo merasa terjebak dalam siklus ini, penting untuk menyadari bahwa lo nggak sendirian, dan ada banyak cara untuk keluar dari lingkaran ini.

Ingat, makanan seharusnya menjadi sumber energi dan kebahagiaan, bukan alat untuk mengatasi luka emosional. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional atau dukungan dari orang terdekat. Hidup yang lebih sehat dan bebas dari binge eating adalah hal yang sangat mungkin lo capai.

Lo bisa mulai dengan langkah kecil hari ini, karena perubahan besar selalu dimulai dari satu langkah kecil. Semangat, bro!




 
Your Cart (04)
img

Eliot Reversible Sectional

XS / Dove Gray

$580.00
Remove
img

Vita Lounge Chair

XS / Pink

$580.00
Remove
img

Sarno Dining Chair

XS / Dove Gray

$580.00
Remove
img

Vita Lounge Chair

XS / Dove Gray

$580.00
Remove

You have no items in your cart