Lo pernah nggak ngerasa badan lo masih kurang gede, kurang berotot, atau kurang kekar, padahal orang-orang di sekitar udah bilang badan lo bagus? Atau lo merasa belum cukup kuat meskipun udah latihan keras dan makan bersih tiap hari?
Kalau lo relate sama hal-hal ini, bisa jadi lo mengalami bigorexia, alias muscle dysmorphia—suatu kondisi di mana seseorang terobsesi dengan bentuk tubuh yang ‘ideal’ dan merasa dirinya masih kurang berotot meskipun kenyataannya udah cukup atletis.
Nah, gimana cara tahu apakah lo ngalamin bigorexia? Apa bahayanya buat kesehatan fisik dan mental? Dan gimana cara biar tetap bisa ngejar fitness goals tanpa harus terjebak dalam obsesi yang nggak sehat? Let’s dive in, bro!
Bigorexia
Bigorexia (muscle dysmorphia) adalah gangguan psikologis di mana seseorang terus-menerus merasa badannya kurang besar atau kurang berotot, walaupun kenyataannya udah cukup kekar atau bahkan di atas rata-rata.
Kondisi ini mirip dengan body dysmorphic disorder (BDD), tapi lebih spesifik ke cowok yang terobsesi ingin punya tubuh atletis dan berotot. Mereka sering merasa nggak puas dengan bentuk tubuhnya dan menganggap masih ada kekurangan, padahal orang lain mungkin melihatnya udah fit banget.
Ciri-Ciri Bigorexia
Coba cek beberapa tanda ini. Kalau banyak yang relate sama lo, bisa jadi lo mengalami bigorexia:
- Selalu ngerasa kurang berotot atau kurang besar meskipun udah latihan keras dan makan dengan pola ketat.
- Takut kehilangan massa otot, bahkan sampai panik kalau skip latihan satu hari aja.
- Terlalu ketat sama pola makan, misalnya menghindari makanan tertentu secara ekstrem atau menghitung setiap kalori yang masuk.
- Menghabiskan banyak waktu di gym sampai mengorbankan aspek lain dalam hidup, seperti pekerjaan, hubungan sosial, atau hobi lain.
- Nggak pernah puas sama progres latihan, meskipun udah dapet hasil yang bagus.
- Pakai suplemen atau steroid berlebihan demi ngejar tubuh yang ‘sempurna’.
- Menghindari cermin atau justru terlalu sering bercermin, buat ngecek otot lo terus-menerus.
- Merasa nggak pede kalau harus buka baju di depan orang lain, karena merasa tubuh lo ‘kurang ideal’.
Kalau lo ngalamin beberapa dari tanda ini, mungkin udah saatnya buat lo ngevaluasi mindset lo soal fitness dan body image.
Kenapa Bigorexia Bisa Berbahaya?
Mungkin lo mikir, "Yaelah, kan ini buat kesehatan gue juga. Apa salahnya jadi disiplin?"
Tapi masalahnya, bigorexia bukan tentang disiplin, tapi tentang obsesi yang nggak sehat. Kalau dibiarkan, ini bisa berdampak negatif buat kesehatan fisik maupun mental lo.
Dampak Fisik:
- Overtraining → Bisa bikin cedera, kelelahan kronis, bahkan gangguan hormon.
- Malnutrisi → Diet ketat berlebihan bisa bikin tubuh kekurangan nutrisi penting.
- Risiko pakai steroid atau suplemen berbahaya buat hasil instan.
- Gangguan tidur karena kecemasan soal bentuk tubuh.
Dampak Mental:
- Stres dan kecemasan berlebihan soal bentuk tubuh.
- Depresi karena nggak pernah puas dengan progres yang udah dicapai.
- Mengorbankan hubungan sosial demi ngejar tubuh ideal.
Penyebab Bigorexia
Bigorexia bisa terjadi karena berbagai faktor, misalnya:
- Tekanan dari Media Sosial
Lo pasti sering lihat influencer atau atlet fitness dengan badan ‘sempurna’ di Instagram atau TikTok. Tanpa sadar, lo jadi membandingkan diri lo sendiri dengan standar yang nggak realistis. - Ekspektasi Sosial soal ‘Maskulinitas’
Banyak cowok merasa ‘dituntut’ buat punya badan kekar supaya dianggap lebih maskulin atau lebih keren di mata orang lain. - Trauma atau Rasa Kurang Percaya Diri
Beberapa orang ngalamin bigorexia karena dulu pernah dibully soal badan mereka atau punya pengalaman buruk soal body image. - Perfeksionisme Berlebihan
Kalau lo tipe orang yang perfeksionis, lo bisa aja jadi terlalu keras sama diri sendiri dan nggak pernah puas sama pencapaian lo.
Mengatasi Bigorexia
Kalau lo mulai ngerasa bahwa pola pikir lo terhadap bentuk badan udah nggak sehat, ini beberapa cara buat ngehindarin atau ngatasin bigorexia:
- Tentukan Tujuan Fitness yang Sehat
Fokuslah pada kesehatan dan performa tubuh, bukan cuma soal tampilan. Misalnya, target lo bisa push-up 50 kali atau lari 5 km, bukan cuma soal ukuran otot. - Kurangi Perbandingan Diri dengan Orang Lain
Jangan cuma lihat foto editan atau highlight reel dari media sosial. Semua orang punya bentuk tubuh yang unik, dan lo nggak harus selalu ‘sempurna’. - Berlatih dengan Seimbang
Lo nggak harus ngegym setiap hari. Istirahat itu penting buat pemulihan otot dan kesehatan mental lo. - Jangan Terlalu Ketat Sama Diet
Makan sehat itu penting, tapi jangan sampai bikin lo stres. Cheat meal sekali-sekali nggak bakal bikin lo langsung kehilangan otot. - Cari Dukungan
Kalau lo merasa bigorexia udah mulai ngganggu hidup lo, jangan ragu buat ngobrol sama temen, keluarga, atau bahkan profesional.
Punya badan berotot dan sehat itu keren, bro. Tapi kalau lo sampai terjebak dalam obsesi berlebihan dan nggak pernah puas sama diri sendiri, itu justru bisa jadi masalah. Tujuan dari fitness bukan cuma buat kelihatan bagus, tapi juga buat hidup lebih sehat dan bahagia.
Jadi, kalau lo mulai merasa latihan dan diet lo lebih banyak bikin stres daripada kepuasan, coba deh tarik napas, evaluasi lagi tujuan lo, dan ingat bahwa lo lebih dari sekadar bentuk tubuh lo.