Lo mungkin udah sering ngerasain betapa hubungan antar-rekan kerja bisa berpengaruh besar ke performa lo. Ketika komunikasi lancar dan lingkungan suportif, kerjaan berat pun bisa terasa ringan. Tapi sebaliknya, kalau hubungan di kantor mulai retak, efeknya bisa ke mana-mana , dari semangat kerja sampai ke kualitas hasilnya.
Makanya, penting banget buat lo ngerti cara menjaga relasi di dunia kerja. Gak harus jadi sosok paling populer di kantor, tapi cukup punya kemampuan buat jaga komunikasi, ngerti batasan, dan peka sama situasi sekitar. Itu kunci supaya lo bisa bertahan tanpa drama.
Gak Semua Harus Jadi Temen Dekat
Lo gak wajib cocok sama semua orang di kantor, dan itu hal yang sangat normal. Di tempat kerja, lo bakal ketemu banyak tipe manusia: yang cerewet banget, yang super pendiam, yang ambisius, sampai yang demen cari perhatian. Gak semua dari mereka bakal cocok sama kepribadian lo, dan lo juga gak harus maksain buat akrab sama semuanya. Tapi satu hal yang penting, tetap jaga sikap profesional dan ramah.
Bersikap ramah bukan berarti harus sok akrab atau ikut nongkrong tiap jam makan siang. Cukup jadi orang yang sopan, responsif, dan tahu etika komunikasi. Sapaan kecil, bantu kalau bisa, dan hindari sikap jutek, itu udah cukup buat bikin lingkungan kerja lo jadi lebih enak. Intinya, lo gak harus jadi bestie semua orang, tapi lo juga gak mau jadi “si paling dingin” yang bikin orang males berinteraksi.
Komunikasi Tanpa Drama
Komunikasi tuh kunci, tapi sayangnya bukan semua orang diajarin cara komunikasi yang sehat sejak kecil. Alhasil, banyak yang kebawa gaya ngomong asal ceplos, terlalu pasif, atau malah suka muter-muter bikin orang bingung. Di dunia kerja, cara lo menyampaikan sesuatu bisa berdampak besar — bukan cuma ke hasil kerjaan, tapi juga ke suasana tim.
Belajar komunikasi tanpa drama artinya lo bisa ngomong jujur tanpa nyakitin, bisa kritik tanpa bikin orang defensif, dan bisa bilang “nggak” tanpa bikin suasana jadi tegang. Contohnya, kalau ada kerjaan yang harus lo tolak karena overload, lo bisa bilang, “Gue pengen bantu, tapi gue lagi ngejar deadline A. Boleh kita atur bareng kapan waktu terbaiknya?” Simpel, sopan, tapi tegas. Gak perlu pasang nada tinggi atau baper sendiri. Yang penting: jelas, langsung ke poin, dan tetap ada rasa hormat.
Hindari Gosip Kantor Demi Kesehatan Mental
Gosip kantor itu godaannya gede banget. Apalagi kalau lo kerja di lingkungan yang seru atau tim yang hobi nongkrong bareng. Kadang awalnya cuma obrolan ringan di pantry soal “si A katanya deket sama si B,” tapi lama-lama merembet ke hal pribadi atau bahkan menjatuhkan reputasi orang. Tanpa sadar, lo bisa jadi bagian dari lingkaran toxic yang sebenarnya gak lo butuhin sama sekali.
Kenapa harus dihindarin? Karena gosip itu gak cuma ngerusak hubungan antar-rekan kerja, tapi juga nguras energi mental. Lo jadi was-was, mikir terlalu banyak, bahkan bisa kena imbas kalau lo salah ucap atau dianggap “berpihak.” Biar lebih sehat, lebih baik fokus ke kerjaan dan jaga ruang interaksi lo tetap positif. Lo tetap bisa punya koneksi yang asik sama tim, tapi gak harus ngelantur ke obrolan yang gak penting. Lagian, reputasi lo di kantor jauh lebih mahal daripada lima menit seru-seruan ngegosip.
Relationship yang sehat di kantor bukan cuma bikin kerjaan lancar, tapi juga bikin lo betah dan berkembang. Karena lingkungan kerja yang suportif bisa jadi faktor utama lo bertahan (atau malah cabut) dari suatu tempat. Gak heran kalau banyak orang rela pindah kerja bukan karena gaji, tapi karena suasana tim yang gak sehat.
Makanya, jangan remehkan hal-hal kecil kayak menyapa rekan kerja, berterima kasih, atau menyampaikan pendapat dengan cara yang baik. Itu semua bisa ngebentuk citra positif lo di mata orang lain, bukan cuma sebagai pekerja yang kompeten, tapi juga rekan yang nyaman diajak kerja bareng. Pelan-pelan, lo bakal jadi orang yang disegani tanpa harus capek-capek jadi people pleaser.
Ingat, lo gak bisa kontrol sikap orang lain, tapi lo bisa kontrol gimana lo bersikap. Dan dari situ, relasi yang sehat bisa mulai terbentuk. Kerja itu bukan sekadar soal skill, tapi juga soal karakter. Jadi, yuk mulai dari sekarang, bangun lingkungan kerja yang lo juga pengen jadi bagian di dalamnya.