Di zaman sekarang, bro, nggak ada yang lebih gampang bikin lo insecure selain scrolling media sosial. Instagram, TikTok, bahkan LinkedIn, semuanya kayak pameran kehidupan orang-orang yang keliatan sempurna. Lo liat orang liburan di Maldives, makan steak wagyu tiap minggu, atau tunangan di bawah lampu-lampu fairy light yang Instagrammable banget. Tapi lo sadar nggak, itu semua cuma "highlight reel"? Bagian terbaik dari hidup mereka yang sengaja dipoles biar keliatan keren.
Media sosial itu ibarat panggung Broadway. Apa yang lo lihat adalah pertunjukan yang udah diatur sedemikian rupa. Lo nggak bakal tahu proses di belakang layar, kayak berapa kali mereka retake foto, ngedit filter, atau bahkan drama-drama yang sebenernya lagi mereka alami. Tapi anehnya, banyak dari kita yang malah jadi bandingin diri sendiri sama "panggung" orang lain. Padahal, bro, hidup lo itu bukan film dokumenter buat konsumsi orang lain. Nggak ada gunanya bandingin realita lo sama highlight orang lain.
Lo pernah nggak sih mikir, "Kok dia bisa sih keliling dunia? Kok gue cuma nongkrong di warkop?" atau "Pacarnya dia sweet banget deh, kok gue nggak dapet yang kayak gitu?" Nah, itu salah satu efek negatif dari highlight reel. Lo mulai meragukan hidup lo sendiri, bahkan hubungan lo sama pasangan lo. Sebenernya, yang bikin masalah bukan media sosialnya, tapi ekspektasi nggak realistis yang muncul gara-gara apa yang lo konsumsi di sana.
Contohnya nih, lo ngeliat pasangan lain yang keliatan mesra banget di Instagram. Tiap minggu ada aja momen romantis yang mereka bagiin. Tapi, lo nggak tahu apa yang sebenernya terjadi di balik layar. Mungkin aja mereka baru aja ribut gara-gara masalah kecil, atau salah satu dari mereka merasa nggak dihargai di dunia nyata. Yang lo lihat cuma apa yang mereka pengen lo lihat. Makanya, penting banget buat nggak gampang kebawa suasana atau ngerasa hubungan lo kurang baik cuma karena lo nggak punya "konten" kayak mereka.
Highlight reel juga sering bikin lo ngerasa harus selalu tampil sempurna. Misalnya, lo ngerasa nggak pede buat upload foto kalau outfit lo nggak on point, atau background-nya nggak aesthetic. Padahal, hidup itu nggak melulu soal pencitraan. Lo nggak harus jadi seseorang yang selalu "Instagrammable" buat diterima. Bahkan, kalo dipikir-pikir, lo lebih menarik kalau lo jadi diri sendiri tanpa usaha terlalu keras buat terlihat sempurna. Realitas itu lebih keren daripada ilusi, bro.
Comparison Trap
Hal lain yang sering kejadian karena highlight reel adalah "comparison trap." Ini kayak jebakan yang bikin lo terus-terusan bandingin apa yang lo punya sama apa yang orang lain pamerin. Misalnya, lo ngeliat temen lo baru beli mobil sport, trus lo jadi ngerasa motor beat lo nggak cukup keren. Atau, lo ngeliat ada orang sukses dapet penghargaan di umur 25, sementara lo masih sibuk cari kerja. Bro, lo harus inget, setiap orang punya jalan masing-masing. Highlight reel mereka nggak nunjukin perjuangan atau kesulitan yang mereka hadapi. Lo nggak bisa nge-compare bab 1 lo sama bab 20 orang lain.
Terus gimana dong, biar nggak gampang kebawa sama highlight reel ini? Pertama, lo harus sadar kalau media sosial itu cuma salah satu bagian kecil dari hidup orang. Jangan biarin itu jadi standar buat nentuin kebahagiaan lo. Kalau lo selalu ngejar validasi dari "like" atau "view," lo bakal capek sendiri, bro. Karena pada akhirnya, yang bikin lo bahagia itu adalah hal-hal kecil yang real, kayak ngobrol santai sama temen, makan mie ayam favorit, atau quality time sama pasangan tanpa gangguan notifikasi.
Selain itu, coba deh lo detox media sosial sesekali. Jangan takut buat ngurangin waktu scrolling lo. Sebagai gantinya, habiskan waktu buat ngelakuin hal-hal yang bikin lo beneran seneng. Main futsal, masak, atau bahkan tidur siang. Hal-hal simpel kayak gitu bisa bikin lo lebih grounded dan jauh dari drama media sosial. Dan kalau lo ngerasa media sosial mulai bikin lo overthinking, nggak ada salahnya buat unfollow akun-akun yang nggak bikin lo merasa baik. Lo nggak punya kewajiban buat terus ngeliat konten yang bikin lo nggak nyaman.
Cinta gak Butuh Filter
Kalau lo lagi pacaran, jangan biarin highlight reel orang lain jadi patokan hubungan lo. Jangan bandingin pacar lo sama pasangan-pasangan di media sosial. Cinta itu nggak butuh filter, bro. Yang penting, lo dan pasangan lo sama-sama nyaman dan saling support. Kadang, momen terbaik dalam hubungan itu justru yang nggak diunggah ke mana-mana, kayak ketawa bareng karena jokes receh, atau ngobrol panjang di tengah hujan sambil makan gorengan.
Kalau lo liat postingan yang terlalu "wah," anggap aja itu kayak sinetron. Lo nikmatin, tapi nggak perlu dibawa ke hati. Misalnya, lo ngeliat ada orang yang upload video workout tiap hari dengan caption motivasi. Instead of ngerasa insecure, lo bisa ketawa sambil mikir, "Gue workout juga sih, tapi workout gue kan lawan nasi Padang." Santai aja, bro. Hidup itu bukan kompetisi.
Media sosial itu cuma alat. Gimana lo gunain itu yang menentukan dampaknya buat lo. Lo bisa pake itu buat belajar hal baru, dapet hiburan, atau bahkan connect sama orang-orang yang punya minat yang sama. Tapi, kalau lo mulai ngerasa nggak nyaman atau terlalu sering bandingin hidup lo sama orang lain, saatnya buat rehat sejenak. Karena hidup lo jauh lebih berharga daripada sekedar konten.
Jadi, bro, jangan terlalu serius nanggepin highlight reel di media sosial. Nikmati hidup lo apa adanya, karena yang asli itu jauh lebih berharga daripada yang cuma keliatan sempurna di layar. Lo nggak perlu validasi dari siapa-siapa buat jadi bahagia. Dan inget, di balik semua filter dan pose keren itu, semua orang juga punya cerita yang nggak selalu sempurna. Jadi, santai aja dan fokus sama apa yang bikin lo bahagia di dunia nyata.
