Maskula® Official

Maskula.id - +62 811 251 261

 
Toxic Masculinity: Ketika Jadi Cowok Malah Bikin Hidup Tambah Berat
Toxic Masculinity: Ketika Jadi Cowok Malah Bikin Hidup Tambah Berat

Toxic Masculinity: Ketika Jadi Cowok Malah Bikin Hidup Tambah Berat


Bro, kita harus jujur: jadi cowok itu nggak gampang. Ekspektasi tinggi, tekanan dari mana-mana, ditambah omongan-omongan yang bikin kita kayak harus selalu "kuat." Tapi ada satu istilah yang makin sering muncul belakangan ini: toxic masculinity. Awalnya mungkin lo mikir, ?Apaan sih ini? Kayaknya cuma istilah buat ngejatuhin cowok.? Tapi tunggu dulu, sebelum kita skeptis, mari kita obrolin lebih santai.

Toxic masculinity ini bukan soal ngejelek-jelekin cowok, tapi soal gimana kita bisa jadi lebih paham tentang apa yang bikin hidup kita--dan orang di sekitar kita--nggak jadi neraka kecil gara-gara standar maskulinitas yang nggak sehat. Jadi, santai aja, bro. Ambil kopi atau teh, dan mari kita bahas kenapa ini penting banget buat kita.

Toxic Masculinity?

Oke, kita mulai dari definisi dasar. Toxic masculinity adalah pola pikir atau perilaku yang ngasih tekanan ke cowok buat selalu terlihat "maskulin" sesuai standar masyarakat. Lo tau kan, gambaran cowok ideal yang kuat, dominan, nggak pernah nangis, selalu logis, dan nggak pernah nunjukin kelemahan? Nah, standar ini sering banget dipaksakan ke cowok tanpa kita sadari.

Contoh kecilnya gini:

  • Lo nangis? Orang bilang, "Jangan kayak cewek, bro."
  • Lo nggak suka olahraga fisik? "Cowok kok lemah gitu?"
  • Lo suka seni atau hal-hal yang dianggap "feminin"? "Bro, lo nggak jantan banget."

Padahal, apa salahnya cowok nangis? Apa salahnya nggak jago olahraga? Apa salahnya punya minat di luar yang dianggap "maskulin"? Jawabannya: nggak ada yang salah, bro. Tapi karena masyarakat sering banget nge-push kita buat jadi cowok ideal ala alpha male, banyak dari kita yang akhirnya terjebak dalam toxic masculinity tanpa sadar.

Toxic Masculinity Itu Merusak

Dari luar, kelihatannya standar maskulinitas ini kayak hal yang keren. Cowok kuat, berani, dan nggak gampang tumbang--siapa sih yang nggak mau kayak gitu? Tapi kalau lo terlalu kaku sama standar ini, efeknya malah bikin hidup lo makin berat. Kenapa? Karena toxic masculinity ini seperti beban tak kasat mata yang terus lo bawa ke mana-mana. Berikut beberapa cara gimana pola pikir ini bisa merusak hidup lo:

  1. Lo Nggak Boleh Nunjukin Emosi

    Salah satu "aturan" toxic masculinity adalah cowok nggak boleh nangis atau nunjukin kelemahan. Akibatnya? Lo jadi memendam semua perasaan lo sendirian.

    Bro, ini nggak sehat. Emosi itu kayak tekanan udara dalam ban. Kalau lo terus-terusan memendam, lama-lama meledak. Dan ketika itu terjadi, bisa jadi lo marah-marah nggak jelas, stres berat, atau bahkan depresi.

  2. Lo Harus Selalu Dominan

    Toxic masculinity sering bikin kita percaya kalau cowok harus selalu dominan, entah itu di kerjaan, hubungan, atau lingkungan sosial. Akibatnya, lo bisa jadi terlalu kompetitif, selalu ngerasa harus "menguasai" situasi, dan nggak bisa menerima kekalahan. Ini bikin lo jadi capek sendiri, bro. Kadang, nggak ada salahnya kok jadi pengikut atau sekadar berdamai dengan kenyataan kalau lo nggak harus selalu menang.

  3. Lo Takut Dibilang Lemah

    Pernah nggak lo nolak bantuan orang lain cuma karena gengsi? Itu salah satu efek toxic masculinity. Kita sering banget ngerasa kalau minta tolong itu sama aja kayak ngakuin kelemahan. Padahal, nggak ada orang yang bisa jalan sendirian di hidup ini. Minta tolong itu bukan tanda lo lemah, tapi tanda kalau lo cukup dewasa buat sadar lo butuh bantuan.

  4. Hubungan Lo Jadi Nggak Sehat

    Di hubungan romantis, toxic masculinity bisa bikin lo berpikir kalau lo harus selalu jadi pengambil keputusan, pasangan lo harus nurut, dan lo nggak boleh kelihatan "lembek." Padahal, hubungan yang sehat itu soal kerja sama, bro, bukan soal siapa yang lebih dominan. Kalau lo terus-terusan ngejalanin hubungan dengan pola pikir ini, jangan heran kalau hubungan lo jadi penuh konflik dan nggak langgeng.

Kadang, toxic masculinity ini nggak selalu kelihatan jelas. Berikut beberapa contoh kecil yang mungkin sering lo temui di kehidupan sehari-hari:

  1. "Cowok nggak boleh nangis."
    Nangis itu manusiawi, bro. Lo nggak harus selalu tahan banting. Kadang, nangis itu cara terbaik buat ngelepas beban.
  2. "Cowok harus cari duit lebih banyak dari pasangan."
    Siapa bilang? Dalam hubungan, penghasilan bukan soal siapa yang lebih banyak, tapi gimana lo dan pasangan bisa saling mendukung.
  3. "Cowok nggak boleh takut."
    Bro, berani itu bukan berarti nggak punya rasa takut. Berani itu adalah tetap maju walaupun lo takut.
  4. "Lo harus jago berantem biar dihormati."
    Eh, bro, respect itu nggak datang dari siapa yang paling kuat fisik, tapi dari sikap lo ke orang lain.
  5. "Cowok sejati nggak main perasaan."
    Kalau lo percaya ini, lo bakal kehilangan banyak momen berharga dalam hidup. Perasaan itu bukan musuh, bro. Itu yang bikin kita jadi manusia.

Lepas dari Lingkaran Toxic Masculinity

Setelah paham apa itu toxic masculinity dan gimana efeknya, sekarang waktunya kita cari solusi. Nggak gampang, bro, tapi pasti bisa. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa lo mulai dari sekarang:

  1. Kenali dan Terima Emosi Lo

    Lo marah? Sedih? Kecewa? Itu wajar, bro. Jangan ditahan-tahan. Cari cara sehat buat ngekspresiin emosi lo, entah itu dengan cerita ke temen, nulis jurnal, atau bahkan nangis kalau perlu.

  2. Jangan Takut Jadi "Berbeda"

    Lo nggak harus selalu ikut standar maskulinitas yang “umum.” Kalau lo suka hal-hal yang dianggap nggak maskulin, seperti seni, memasak, atau bahkan skincare, jalanin aja, bro. Yang penting lo bahagia.

  3. Bangun Hubungan yang Sehat

    Dalam hubungan, baik itu sama pasangan, keluarga, atau temen, cobalah buat jadi orang yang mendukung, bukan mendominasi. Dengar pendapat mereka, hargai perasaan mereka, dan jangan ragu buat terbuka soal apa yang lo rasakan.

  4. Kurangi Tekanan dari Media Sosial

    Kadang, kita terlalu fokus sama standar-standar di media sosial yang nggak realistis. Coba deh, detox sebentar. Fokus ke diri lo sendiri dan apa yang bikin lo nyaman.

  5. Belajar dari Orang Lain

    Coba perhatiin cowok-cowok yang lo anggap keren. Apa mereka selalu dominan? Apa mereka nggak pernah nunjukin kelemahan? Kemungkinan besar, justru mereka dihormati karena kejujuran, ketulusan, dan cara mereka memperlakukan orang lain.


Bro, toxic masculinity itu seperti racun yang diam-diam bikin hidup lo lebih berat dari yang seharusnya. Standar-standar maskulinitas yang nggak sehat bikin kita lupa kalau jadi cowok itu nggak melulu soal kuat, dominan, atau nggak pernah salah.

Cowok sejati itu bukan dia yang selalu menang, tapi dia yang bisa jadi dirinya sendiri. Yang bisa nerima emosi, yang nggak takut nunjukin kelemahan, dan yang tahu kapan harus minta bantuan. Jadi, mulai sekarang, yuk kita lepas dari lingkaran toxic masculinity. Karena jadi cowok keren itu bukan soal ngikutin standar orang lain, tapi soal jadi versi terbaik diri lo sendiri.

Stay strong, but stay real, bro.




 
Your Cart (04)
img

Eliot Reversible Sectional

XS / Dove Gray

$580.00
Remove
img

Vita Lounge Chair

XS / Pink

$580.00
Remove
img

Sarno Dining Chair

XS / Dove Gray

$580.00
Remove
img

Vita Lounge Chair

XS / Dove Gray

$580.00
Remove

You have no items in your cart